Share

Peneliti Unpad Temukan Teknologi Pertanian Agar Padi Bahagia

Arif Budianto, MNC Portal · Rabu 15 Maret 2023 07:39 WIB
https: img.vklogger.com content 2023 03 15 65 2781296 peneliti-unpad-temukan-teknologi-pertanian-agar-padi-bahagia-kIFLoF5L5m.jpg Peneliti Unpad temukan teknologi pertanian agar padi bahagia/Dok. Unpad

BANDUNG - Peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) menemukan teknologi pertanian “Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik” atau “IPAT BO”.

Teknologi yang dikembangkan Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad Profesor Tualar Simarmata ini, mampu membuat tanaman padi menjadi “bahagia”, sehingga mampu menghasilkan panen sekitar 8-11 ton per satu hektar.

Dikutip dari Kanal Media Unpad, Profesor Tualar memaparkan, teknologi IPAT BO merupakan teknologi pertanian padi yang mengutamakan pemanfaatan bahan organik yang tersedia secara lokal, dalam hal ini adalah kompos jerami.

Teknologi ini menitikberatkan pada manajemen kekuatan biologis tanah, tata air, manajemen tanaman dan pemupukan berbasis organik secara terpadu.

Dikembangkan sejak 2007, ada empat temuan teknologi dari IPAT BO. Pertama konsorsium dekomposer yang mengolah jerami menjadi kompos yang baik. Kedua, konsorsium pupuk hayati yang mengolah kompos jerami tersebut menjadi pupuk yang bagus. Dua teknologi pertama disebut Profesor Tualar sebagai “Koalisi Makhluk Halus”.

Teknologi ketiga adalah konsorsium penataan tanah, serta keempat kombinasi teknologi nutri dengan cara pemupukan melalui daun.

Follow Berita Okezone di Google News

Empat gabungan teknologi ini mampu menghasilkan panen padi berkisar 8-11 ton untuk satu hektar sawah. Peningkatan hasilnya minimal 25 persen dibandingkan dengan sistem konvensional.

Selain empat teknologi tersebut, IPAT BO juga memiliki tiga jenis pengembangan, yaitu: konvensional, super, dan ratun.

IPAT BO konvensional mampu meningkatkan produksi padi berkisar 8-11 ton, sedangkan jenis super mampu meningkatkan produksi hingga 10-12.

Sementara teknologi ratun memungkinkan bibit padi bisa ditanam 3-4 kali setahun. Melalui teknologi ini, padi yang sudah dipangkas saat dipanen dapat tumbuh lagi dalam 3 bulan mendatang.

Hal ini bisa menghemat petani untuk tidak membeli bibit lagi saat masa panen dimulai.

“Empat teknologi ini sudah mendapatkan penghargaan Menristekdikti pada 2014 sebagai 100 inovator terbaik Indonesia. Kemudian pada 2016, teknologi ini kembali dapat penghargaan sebagai 10 Inovator Terbaik Indonesia,” terang Profesor Tualar.

Lebih lanjut Profesor Tualar mengatakan, kunci dari peningkatan produktivitas padi dalam IPAT BO terletak pada kesuksesannya membuat padi menjadi “bahagia”.

Agar padi menjadi “bahagia”, Profesor Tualar mengembangkan sistem tanah berpasangan, atau twin seedling, atau jejer manten.

Sebelum padi ditanam berpasangan, lahan yang menjadi tempat tumbuhnya dibenahi dengan teknologi “koalisi makhluk halus” tersebut.

Selanjutnya, padi kemudian dilakukan pemupukan terpadu dengan cara pemupukan melalui daun tersebut.

Hasil ini yang menjadikan padi dengan teknologi IPAT BO mampu meningkat produktivitasnya menjadi minimal 25 persen dibandingkan teknik konvensional.

Teknologi ini telah banyak diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Profesor Tualar memastikan, teknologi ini dapat diterapkan di berbagai wilayah melalui penyesuaian dan permintaan konsumen (petani).

“Ada peningkatan teknologi spesifik lokasi dan kita ikuti konsumennya seperti apa, kita buat sesuai permintaan,” ujar Profesor Tualar.

Dengan demikian, IPAT BO merupakan teknologi yang berbasiskan penyelesaian masalah di masyarakat, adaptasi terhadap perubahan iklim, serta banyak berbasis bahan lokal dan organik.

Ke depan, riset IPAT BO akan dikembangkan berupa integrasi dengan perangkat teknologi IoT, sehingga proses pertanian menjadi lebih efektif dan dapat mengundang minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

“Kita akan gunakan SPLPP Faperta Unpad jadi pusat pengembangan teknologinya,” pungkas Profesor Tualar.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis vklogger.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini